yahhh,,,,bertemu lagi dengan saya ciber,,lanjutan dari posting
sebelumnya,,kali ini bang ciber mau post tentang koloid,,,seiring dengan
berjalannya roda sepeda,,hahaha
4. KOLOID
Keadaan koloid
adalah suatu keadaan antara larutan dan suspensi. Suatu
kerumunan/kumpulan dari beberapa ratus atau beberapa ribu
partikel yang membentuk
partikel lebih besar dengan ukuran sekitar 10 Ã… sampai 2 000
Ã… dikatakan berada dalam
keadaan koloid. Dalam suatu sistem koloid, partikel-partikel
koloid terdispersi (tersebar)
dalam medium pendispersinya. Zat terdispersi maupun medium
pendispersi koloid dapat
berupa zat padat, cair, atau gas. Terdapat 8 tipe sistem
koloid, yaitu busa (gas dalam cair),
busa padat (gas dalam padat), aerosol padat (cair dalam gas), emulsi (cair dalam cair),
emulsi padat (cair dalam padat), aerosol padat (padat dalam
gas), sol (padat dalam cair),
dan sol padat (padat dalam padat).
Sifat Sistem Koloid
Efek Tyndall, adalah gejala penghamburan cahaya oleh
partikel-partikel koloid. Partikel
koloid menghamburkan cahaya ke segala arah, sehingga
partikel koloid yang sebenarnya
tidak terlihat akan tampak sebagai titik-titik terang. Efek
Tyndall ini dapat digunakan
untuk membedakan antara koloid dengan larutan maupun
suspensi. Efek Tyndall yang
ditunjukkan oleh larutan tidak begitu nyata. Dalam suspensi
cahaya tidak dapat
dilewatkan.
Gerak Brown, yaitu gerakan terus-menerus secara
acak/berliku-liku dari partikel koloid
dalam mediumnya. Gerakan ini terjadi karena adanya tumbukan
oleh molekul-molekul
pada sisi-sisi partikel yang
tidak sama. Dengan adanya gerak Brown ini maka partikel
koloid terhindar dari pengendapan karena terus-menerus
bergerak.
Adsorpsi, yaitu penyerapan pada permukaan partikel koloid
oleh adanya gaya adhesi zat-
zat asing. Daya adsorpsi koloid sangat besar karena
permukaan partikel koloid yang
tersingkap sangat luas bila dibandingkan permukaan zat padat
dengan jumlah yang sama.
Koloid yang berbeda akan mengadsorpsi zat-zat yang berbeda
pula. Sifat adsorpsi koloid
ini umumnya digunakan untuk mengadsorpsi/membuang
kotoran/warna dan bau,
memisahkan campuran, memekatkan bijih tambang, dan proses
pemurnian lainnya.
Topeng gas/masker biasanya mengandung arang teraktifkan atau bahan koloid lainnya
untuk mengadsorpsi asap/gas beracun yang berukuran koloid.
Filter pada rokok juga
berfungsi untuk mengadsorpsi/mengurangi asap/partikel-partikel senyawa yang
berukuran koloid. Pada alat pengendap Cottrel terjadi
adsorpsi untuk membersihkan asap
pekat/partikel-partikel pencemar yang berukuran koloid dari
gas buang mesin industri
atau untuk memulihkan zat padat yang terbubuk halus
berukuran koloid dan masih
berharga agar tidak terbuang bersama asap/gas buang. Pada
kromatografi, komponen-
komponen campuran terpisahkan karena perbedaan dalam
adsorpsi oleh koloid
pengadsorpsinya (adsorben). Pada peristiwa dialisis,
partikel koloid dapat dipisahkan dari
air/medium dan ion-ion berukuran kecil yang tidak diinginkan, karena partikel koloid
teradsorpsi pada permukaan pori-pori membran semi permeabel.
Bahan membran semi
permeabel ini misalnya selaput hewani alamiah, kertas
perkamen, selofan, dan plastik
sintetik. Pada alat cuci darah untuk pasien gagal ginjal
terjadi dialisis untuk membuang
sisa metabolisme seperti urea dan kreatina dari dalam darah.
1Kestabilan Sistem
Koloid
Koloid gas dan
kebanyakan koloid cairan tidak mengendap
dalam waktu yang
sangat lama (stabil). Kestabilan koloid ini disebabkan
karena adanya gerak Brown.
Meskipun telah sampai ke dasar tempatnya, partikel koloid
dapat naik kembali dan terus
bergerak dalam mediumnya. Penyebab lainnya karena umumnya
partikel koloid
mengadsorpsi ion. Partikel koloid yang sama akan mengadsorpsi ion-ion yang sejenis,
sehingga partikel-partikel koloid itu saling tolak-menolak karena pengaruh ion sejenis
yang telah diadsorpsi. Partikel koloid sebenarnya tidak
bermuatan listrik (netral).
Peristiwa elektroforesis dapat digunakan untuk mengetahui
jenis muatan ion yang
diadsorpsi koloid. Jika koloid mengumpul pada elektroda negatif, berarti koloid telah
mengadsorpsi ion positip, dan sebaliknya.
Kestabilan koloid dapat juga disebabkan adanya adsorpsi molekul atau koloid
yang lain (koloid protektif/pelindung). Misalnya gelatin
sebagai penstabil es krim. Emulsi
dapat terbentuk karena adanya koloid lain
(emulgator/pengemulsi) sebagai pengadsorpsi.
Misalnya sabun sebagai pengemulsi minyak/lemak dan air.
Pengemulsi yang lain
misalnya kasein dalam susu, dan kuning telur dalam pembuatan
mayones.
Jika
partikel-partikel koloid saling bergabung dan terkumpul menjadi partikel
yang semakin besar, maka koloid akan terkoagulasi
(menggumpal) dan akhirnya akan
mengendap. Secara kimia koagulasi partikel koloid dapat terjadi karena ion-ion yang
telah diadsorpsi partikel koloid dilucuti atau dinetralkan.
Misalnya dengan cara
elektrolisis atau dicampurkan elektrolit/ion yang muatannya
berlawanan. Cara lain yaitu
dicapur dengan koloid lain yang telah mengadsorpsi ion yang
muatannya berlawanan.
Ion-ion itu akan saling tarik menarik dengan membawa serta
partikel koloid yang
mengadsorpsinya.
Secara fisika
koagulasi koloid dapat terjadi karena pemanasan atau pendinginan.
Misalnya telur atau santan kelapa dapat menggumpal jika dipanaskan. Es lilin bisa
menjadi keras karena didinginkan.
2